Pada hari Minggu, 20 Februari 2022, Indonesia menyaksikan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang baru, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Acara pelantikan tersebut tidak hanya menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia, tetapi juga menjadi sorotan karena balutan busana adat Ujung Serong yang dipakai oleh kedua pemimpin tersebut.
Busana adat Ujung Serong merupakan busana adat dari Jawa Tengah yang memiliki makna dan filosofi tersendiri. Busana ini terdiri dari kain panjang yang diikatkan di pinggang dan dijulurkan ke depan, serta dihias dengan berbagai motif dan warna yang melambangkan kekuasaan dan keagungan. Balutan busana adat Ujung Serong ini sering dipakai dalam acara-acara resmi dan upacara adat sebagai simbol dari kehormatan dan status sosial seseorang.
Dalam acara pelantikan Prabowo-Gibran, kedua pemimpin tersebut memilih untuk mengenakan busana adat Ujung Serong sebagai bentuk penghormatan kepada budaya dan tradisi Indonesia. Dengan memakai busana adat tersebut, Prabowo-Gibran ingin menunjukkan bahwa mereka adalah pemimpin yang menghargai dan mencintai warisan budaya bangsa.
Selain itu, balutan busana adat Ujung Serong juga memiliki makna tersendiri dalam konteks politik. Dengan memakai busana adat tersebut, Prabowo-Gibran ingin menegaskan identitas dan jati diri mereka sebagai pemimpin yang berasal dari Indonesia, yang memiliki kedalaman dan kearifan lokal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin negara.
Dengan demikian, balutan busana adat Ujung Serong yang dipakai oleh Prabowo-Gibran dalam acara pelantikan mereka bukan hanya sekedar pakaian formal, tetapi juga merupakan simbol dari nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan, dan kepemimpinan yang mereka anut. Hal ini menunjukkan bahwa budaya dan tradisi lokal masih menjadi bagian yang penting dalam kehidupan politik dan pemerintahan di Indonesia.